Profil Desa Plorengan
Ketahui informasi secara rinci Desa Plorengan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Jelajahi profil Desa Plorengan, Kalibening, Banjarnegara. Kenali potensi agrikultur kopi robusta, rencana pengembangan agrowisata, kondisi geografis, data kependudukan terbaru, dan upaya peningkatan infrastruktur di jantung dataran tinggi Banjarnegara.
-
Geografi Dataran Tinggi
Berada di ketinggian yang signifikan, kondisi alam Desa Plorengan sangat mendukung untuk pertanian komoditas bernilai tinggi seperti kopi.
-
Pusat Pertanian Kopi
Desa ini merupakan salah satu sentra penting bagi pengembangan pertanian kopi, khususnya jenis robusta, yang menjadi tulang punggung perekonomian lokal.
-
Aksesibilitas Strategis
Pembangunan infrastruktur jalan yang menghubungkan desa ini dengan wilayah tetangga seperti Kabupaten Pekalongan membuka gerbang baru bagi pertumbuhan ekonomi dan mobilitas warga.

Desa Plorengan, yang terletak di Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, secara bertahap menunjukkan potensinya sebagai salah satu wilayah agrikultur yang penting di kawasan dataran tinggi. Dengan topografi perbukitan dan tanah yang subur, desa ini tidak hanya menjadi rumah bagi ribuan warganya, tetapi juga merupakan lumbung bagi komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi strategis, terutama kopi. Didukung oleh upaya peningkatan infrastruktur, Desa Plorengan bersiap untuk menyambut masa depan yang lebih cerah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi lokal.
Lokasi Geografis dan Kondisi Alam
Desa Plorengan secara administratif merupakan bagian dari Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Terletak pada koordinat geografis sekitar 7°11′31.99″ Lintang Selatan dan 109°40′19.99″ Bujur Timur, wilayah ini berada di kawasan pegunungan utara Banjarnegara. Ketinggiannya yang berkisar antara 600 hingga 900 meter di atas permukaan laut (mdpl) menjadikan desa ini memiliki hawa yang sejuk dan lanskap alam yang didominasi oleh perbukitan hijau.Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjarnegara, luas wilayah Desa Plorengan ialah sekitar 8,40 km². Kondisi alam yang subur ini dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat untuk kegiatan pertanian dan perkebunan.
Secara kewilayahan, Desa Plorengan memiliki batas-batas administratif sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Pekalongan.
Sebelah Timur: Berbatasan dengan desa lain di Kecamatan Kalibening.
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan desa lain di Kecamatan Kalibening.
Sebelah Barat: Berbatasan dengan desa lain di Kecamatan Kalibening.
Letaknya yang berbatasan langsung dengan kabupaten lain memberikan posisi strategis bagi Plorengan, terutama dalam hal mobilitas barang dan jasa antarwilayah.
Demografi dan Struktur Kependudukan
Menurut data statistik sektoral Kabupaten Banjarnegara per tahun 2022, jumlah penduduk Desa Plorengan tercatat sebanyak 3.821 jiwa. Dengan luas wilayah 8,40 km², kepadatan penduduk di desa ini mencapai sekitar 455 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup merata, memungkinkan pemanfaatan lahan yang optimal tanpa menimbulkan tekanan demografis yang berlebihan.Struktur kependudukan di Desa Plorengan didominasi oleh masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor agrikultur. Sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani, baik pemilik lahan maupun buruh tani. Komposisi ini mencerminkan kuatnya tradisi agraris yang telah diwariskan secara turun-temurun. Komunitas desa ini terdiri dari empat dusun dan tujuh dukuh, yang hidup dalam tatanan sosial yang guyub dan kental dengan semangat gotong royong.Meskipun potensi sumber daya alamnya besar, data BPS pada tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa Desa Plorengan menghadapi tantangan di bidang pendidikan. Namun dengan semakin terbukanya akses dan meningkatnya kesadaran, upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia terus dilakukan oleh pemerintah desa dan kabupaten.
Perekonomian Desa Berbasis Agrikultur
Tulang punggung perekonomian Desa Plorengan ialah sektor pertanian. Lahan yang subur dan iklim yang mendukung menjadikan desa ini sebagai penghasil beragam komoditas pertanian. Komoditas unggulan yang menjadi primadona dan penggerak utama ekonomi lokal yakni kopi, khususnya jenis robusta. Perkebunan kopi terhampar luas di lereng-lereng perbukitan, dikelola oleh kelompok-kelompok tani maupun petani perorangan.Kecamatan Kalibening, termasuk Desa Plorengan, merupakan salah satu lokasi sasaran program pengembangan agribisnis kopi yang didukung oleh pemerintah. Program seperti UPLAND (Development of Integrated Farming System in Upland Areas Project) dari Kementerian Pertanian telah mendorong integrasi budidaya kopi dengan ternak. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani secara berkelanjutan.Selain kopi, masyarakat Desa Plorengan juga menanam berbagai jenis tanaman pangan dan hortikultura lainnya seperti sayur-mayur, palawija dan tanaman kayu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dijual ke pasar-pasar terdekat. Keberadaan sektor pertanian ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga menjaga ketahanan pangan di tingkat lokal.
Potensi Pengembangan Agrowisata dan Pariwisata Alam
Keindahan alam dan keunggulan agrikultur Desa Plorengan membuka peluang besar untuk pengembangan sektor agrowisata. Lanskap perbukitan yang hijau, udara yang bersih, dan hamparan kebun kopi yang tertata rapi merupakan daya tarik utama yang dapat ditawarkan kepada wisatawan. Pengunjung dapat merasakan pengalaman unik memetik kopi langsung dari pohonnya, melihat proses pengolahan biji kopi secara tradisional, hingga mencicipi cita rasa kopi khas Plorengan.Pengembangan agrowisata ini berpotensi menciptakan sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat desa, di luar hasil pertanian semata. Ini juga akan mendorong lahirnya usaha-usaha baru seperti penyediaan akomodasi (homestay), kuliner lokal, dan pemandu wisata. Pemerintah desa, dengan dukungan dari pemerintah kabupaten, dapat mulai merancang paket-paket wisata edukatif yang menggabungkan keindahan alam dengan kekayaan budaya pertanian lokal.Meskipun belum ada objek wisata alam yang dikelola secara resmi di dalam desa, kedekatannya dengan potensi wisata lain di Kecamatan Kalibening dan jalur perbatasan dengan Pekalongan dapat menjadi keuntungan tersendiri. Wisatawan yang melintasi jalur ini dapat singgah untuk menikmati suasana pedesaan yang otentik.
Infrastruktur dan Aksesibilitas
Salah satu faktor kunci yang mendorong kemajuan Desa Plorengan dalam beberapa tahun terakhir ialah pembangunan infrastruktur, terutama jalan. Pada tahun 2021, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara merealisasikan proyek pembangunan jalan yang menghubungkan Desa Plorengan dengan Desa Simega di perbatasan Kabupaten Pekalongan. Proyek yang didanai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) ini secara signifikan melebarkan dan meningkatkan kualitas jalan, yang semula sempit menjadi lebih memadai untuk dilalui kendaraan roda empat.Kepala Desa Plorengan saat itu, Risno, dalam sebuah pernyataan kepada media menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur jalan tersebut merupakan dambaan masyarakat sejak lama. "Terima kasih Pak Bupati. Dari saya kecil baru sekarang jalan ini dibangun, mantap," ujarnya. Peningkatan aksesibilitas ini terbukti memperlancar mobilitas warga dan distribusi hasil bumi, yang pada akhirnya menekan biaya transportasi dan meningkatkan keuntungan petani.Dari sisi fasilitas publik, di Desa Plorengan telah tersedia layanan dasar seperti sekolah dasar dan fasilitas ibadah. Untuk layanan kesehatan dan pendidikan tingkat lanjut, masyarakat dapat mengaksesnya di pusat kecamatan yang berjarak beberapa kilometer. Seiring dengan perkembangan zaman, peningkatan akses terhadap jaringan telekomunikasi dan internet juga menjadi fokus agar desa tidak tertinggal dalam arus informasi digital.
Arah dan Tantangan ke Depan
Desa Plorengan merupakan sebuah contoh nyata dari potret desa agraris di dataran tinggi Indonesia yang kaya akan potensi. Dengan komoditas unggulan kopi, sumber daya alam yang melimpah, serta fondasi infrastruktur yang semakin kuat, desa ini memiliki modal yang cukup untuk melangkah menuju kemandirian dan kesejahteraan.Tantangan ke depan terletak pada bagaimana pemerintah desa dan masyarakat dapat secara sinergis mengelola dan mengembangkan potensi tersebut. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan, diversifikasi produk turunan kopi, serta branding yang kuat untuk agrowisata menjadi beberapa agenda penting yang perlu diwujudkan. Dengan kerja keras dan visi yang jelas, Desa Plorengan berpeluang besar untuk tidak hanya dikenal sebagai penghasil kopi berkualitas, tetapi juga sebagai destinasi agrowisata yang menarik di Kabupaten Banjarnegara.